Sejarah

10 Prajurit Paling Terlatih yang Pernah Ada

12:45,2 Comments

Karena lingkungan tugasnya terutama di medan perang, tentara memang dilatih dan dituntut untuk bersikap tegas dan disiplin. Dalam kehidupan tentara memang dituntut adanya hirarki yang jelas dan para atasan harus mampu bertindak tegas dan berani karena yang dipimpin adalah para pasukan/prajurit/serdadu.


Inilah daftar 10 Tentara Paling Terlatih yang Pernah Ada!

10. Aztecs



Suku Aztec terkenal kejam dalam pertempuran. Mereka biasanya berpakaian seperti binatang elang atau jaguar. Mereka menggunakan senjata yang sangat primitif seperti clubs dan busur dengan sangat efektif. Cuachicqueh adalah prajurit yang bersumpah tidak akan mundur bila musuh datang. Mereka akhirnya dikalahkan oleh Spanyol dengan senjata modern yang jauh lebih baik.

9. Mongol Warriors



Mongol dianggap barbar dan liar. Mereka mendominasi daerah Eropa dan Asia dan paling terkenal dengan pasukan berkuda yang dipimpin oleh salah satu komandan militer besar dunia, Genghis Khan. Mereka sangat disiplin dan mahir dalam menggunakan busur dan panah di atas punggung kuda. Mereka menggunakan busur komposit yang bisa menembus melalui baju besi dan juga cukup mahir dengan tombak dan pedang. Mereka ahli perang psikologis dan intimidasi, dan membangun salah satu imperium terbesar di dunia yang pernah ada.

8. Mamluk



Mamluk Seorang prajurit budak yang masuk Islam dan melayani para khalifah Islam dan para sultan Ayyubiyah selama Abad Pertengahan. Seiring waktu, mereka menjadi suatu kasta militer yang kuat dan sering mengalahkan pasukan Salib. Lebih dari sekali, mereka merebut kekuasaan untuk diri mereka sendiri, misalnya, Mesir berkuasa di Kesultanan Mamluk 1.250-1.517. Setelah mamluk telah masuk Islam, banyak yang terlatih sebagai prajurit kavaleri. Mamluk harus mengikuti perintah furusiyya, kode yang mencakup nilai-nilai seperti keberanian dan kemurahan hati, dan juga taktik kavaleri, menunggang kuda, memanah dan perawatan luka, dll.

7. Roman Legion



Tulang punggung tentara Romawi yang menuju ke sebuah kerajaan yang tak tertandingi dalam hal ukuran dan kekuatan. Mereka biasanya infanteri berat dengan baju besi dan perisai model setelah Yunani kuno. Mereka adalah prajurit kombinasi ahli pedang, tombak dan perisai. Mereka terdiri dari para prajurit mahal yang mampu membuat senjata terbaik dan baja. Mereka disiplin, baik bersenjata, dan strategi besar yang berlangsung di luar kerajaan mereka.

6. Apache



Apache seperti ninja dari Amerika. Mereka akan menyelinap dari belakang musuh dan menggorok tenggorokan musuh disadari. Mereka menggunakan senjata primitif yang kebanyakan terbuat dari kayu dan tulang. Mereka juga mahir dalam memakai senjata pisau dan melempar kapak.


5. Samurai



Samurai adalah ksatria dari Jepang dan tuan dari katana. Mereka adalah tentara bersenjata berat dan memakai baju besi dan bersedia mati untuk tuannya. Mereka memegang pedang paling tajam di dunia dan dengan mudah bisa memotong musuh dalam dua kali gerakan. Mereka juga master dari Yumi (busur) dan menjadi salah satu penembak terbaik dunia. Mereka adalah prajurit profesional dan terlatih dan berjuang keras untuk mendapatkan kehormatan. Karena kebiasaan kekerasan yang mereka perbuat, para petani bangkit melawan mereka dan lahirlah ninja.

4. Ninja



Ninja sangat ahli dalam teknik stealth dan sabotase. Mereka awalnya adalah kumpulan petani yang dilatih untuk mengalahkan para samurai perampok, tapi akhirnya menjadi pembunuh legendaris. Mereka dikenal dengan menggunakan pedang katana, sumpitan, Shuriken, dan kusarigama yang akan menjadi senjata pilihan. Mereka dikenal sebagai prajurit bayangan yang bersembunyi di malam hari. Mereka biasanya membunuh secara diam-diam. Mereka juga seniman bela diri besar yang menjalani pelatihan keras.

3. Vikings



Viking, penteror dari Eropa. Prajurit yang paling ditakuti dunia kuno. Mereka menteror Eropa dengan serangan mereka dan juga merampok. Mereka ganas dalam pertempuran dan menggunakan senjata yang sesuai tinggi badan mereka. Mereka besar dan sesuai menggunakan kapak mereka, pedang, dan tombak. Mereka ahli dalam menaklukkan kota. Bahkan agama mereka hanyalah perang dan mereka percaya bila mati dalam suatu perang, maka akan hidup di tengah perang yang tak akan usai. Mereka semua akan menjadi tentara yang sangat tangguh, terbukti dari kehebatan mereka dalam menghancurkan target mereka.

2. Spartans



Budaya Spartan ialah semua tentang perang dan pelatihan militer pria seumur hidup mereka. Mereka memiliki pepatah: “kembali dengan perisai atau lebih dari itu” yang berarti jangan kembali kecuali Anda menang. Mereka adalah beberapa prajurit paling tangguh di dunia yang pernah dilihat dan telah menjadi terkenal karena pertahanan terakhir mereka pada pertempuran Thermopylae. Mereka adalah master dalam perisai dan tombak yang kemudian ditiru oleh tentara lainnya.

1. Knights



Knights adalah pejuang besar yang mengenakan baju pelindung di seluruh tubuh. Mereka adalah prajurit termahal, prajurit paling terlatih, dan memiliki baju besi, senjata dan kuda untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh Raja. Mereka adalah tentara yang sangat efektif yang telah berlatih selama hidup mereka.

Sumber : kaskus.us

2 comments:

Astronomi

Kosmologi Siklis Konformal: Melihat Alam Semesta Sebelum Big Bang

21:25,0 Comments


Big Bang hanyalah salah satu dari serangkaian banyak Big Bang, di mana masing-masing Big Bang menandai awal dari "aeon" baru dalam sejarah alam semesta.

Pola sirkulasi pada latar belakang gelombang mikro kosmik (CMB) menunjukkan bahwa ruang dan waktu tidak muncul dari Big Bang, namun alam semesta kita sebenarnya terus mengalami siklus melalui serangkaian “aeon”. Klaim sensasional ini diajukan oleh fisikawan teoritis Universitas Oxford, Roger Penrose. Ia mengatakan bahwa data yang dikumpulkan satelit WMAP NASA mendukung ide tentang “kosmologi siklis konformal”. Bagaimanapun juga, klaim ini melibatkan bukti yang kontroversial karena menentang model yang sudah diterima secara luas, yaitu kosmologi inflasi.

Menurut teori inflasi, alam semesta dimulai dari suatu titik kepadatan tak terhingga yang dikenal sebagai Big Bang sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu, berkembang sangat pesat selama sepersekian detik dan terus berkembang jauh lebih lambat sejak saat itu. Seiring waktu, bintang, planet dan akhirnya manusia terbentuk melalui proses evolusi.

Bagaimanapun juga, Penrose menyoroti masalah pada teori inflasi ini. Teori ini tidak bisa menjelaskan mengapa terdapat entropi rendah pada awal alam semesta. Keadaan entropi rendah (atau tingkat tinggi keteraturan) sangat penting untuk membuat materi kompleks menjadi mungkin. Penrose tidak yakin bahwa ruang dan waktu muncul pada saat Big Bang, tetapi Big Bang sebenarnya hanyalah salah satu dari serangkaian banyak Big Bang, di mana masing-masing Big Bang menandai awal dari “aeon” baru dalam sejarah alam semesta.

Pusat teori Penrose adalah gagasan bahwa alam semesta di masa depan akan menjadi sangat mirip dengan Big Bang awal. Dia mengatakan bahwa titik-titik bentuk (geometri) alam semesta ini akan menjadi sangat halus, kontras dengan bentuk yang saat ini sangat bergerigi. Ia menegaskan, kelangsungan bentuk ini memungkinkan transisi akhir aeon saat ini, ketika alam semesta mengembang menjadi besar tak terhingga, menuju ke awal berikutnya ketika ia sekali lagi menjadi sangat kecil dan melakukan Big Bang sekali lagi. Secara krusial, entropi pada tahap transisi tersebut akan menjadi sangat rendah, karena lubang hitam yang menghancurkan segala informasi yang mereka hisap, menguap sebagaimana alam semesta mengembang, dan dengan demikian menghapus keseluruhan entropi di alam semesta.

Penrose mengklaim telah menemukan bukti untuk teori ini pada CMB, radiasi gelombang mikro yang diyakini berasal ketika alam semesta hanya berusia 300.000 tahun. Bukti tersebut ditemukan oleh Vahe Gurzadyan dari Institut Fisika Yerevan di Armenia, yang menganalisis data gelombang mikro sepanjang tujuh tahun dari WMAP, serta data dari eksperimen balon BOOMERANG di Antartika. Penrose dan Gurzadyan mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi siklus-siklus konsentris di dalam data – wilayah gelombang mikro yang kisaran suhu radiasinya lebih kecil dari tempat lainnya.



Tabrakan lubang hitam akan berulang beberapa kali, dengan pusat setiap peristiwa tersisa hampir pada titik yang sama di langit CMB, bahkan ketika terjadi pada aeon yang berbeda. Sejumlah besar energi yang dilepaskan akan muncul sebagai ledakan radiasi rendah varian di CMB. (kredit: Gurzadyan dan Penrose)

Pada awal 1990-an, para ilmuwan telah menemukan bahwa temperatur CMB telah mengalami anisotropi, artinya temperatur berfluktuasi pada tingkat dari sekitar 1 bagian dalam 100.000. Fluktuasi ini menyediakan salah satu potongan bukti pengamatan terkuat bagi teori Big Bang, karena fluktuasi-fluktuasi kecil ini diperkirakan telah bertumbuh menjadi struktur skala besar yang bisa kita lihat saat ini. Yang paling penting, fluktuasi ini dianggap acak karena periode inflasi diperkirakan terjadi dalam sepersekian detik setelah Big Bang, yang membuat radiasi hampir seragam.

Bagaimanapun juga, Penrose dan Gurzadyan kini telah menemukan siklus-siklus konsentris dalam CMB di mana variasi temperatur jauh lebih rendah dari yang diperkirakan, menyiratkan bahwa CMB anisotropi tidak sepenuhnya acak. Para ilmuwan menduga bahwa siklus-siklus ini berasal dari hasil tabrakan antara lubang hitam supermasif yang mengeluarkan semburan energi besar, yang sebagian besar adalah isotropik. Semburan itu memiliki lebih banyak energi daripada variasi temperatur normal. Bagian anehnya, para ilmuwan menghitung bahwa sebagian siklus isotropik yang lebih besar pasti telah terjadi sebelum saat Big Bang.

Menurut Penrose dan Gurzadyan, siklus-siklus ini memungkinkan kita “melihat melewati” Big Bang ke dalam aeon yang telah ada sebelumnya. Siklus ini merupakan tanda-tanda yang tertinggal di aeon kita oleh riak bola gelombang gravitasi yang dihasilkan ketika lubang hitam bertabrakan pada aeon sebelumnya. Siklus ini menimbulkan masalah bagi teori inflasi karena teori ini menyatakan bahwa distribusi variasi suhu di langit haruslah Gaussian, atau acak.

Julian Barbour, profesor fisika di Universitas Oxford, mengatakan bahwa siklus-siklus ini akan menjadi “luar biasa nyata dan sensasional jika mereka mengkonfirmasi teori Penrose”. Mereka akan “menggulingkan gambaran inflasi standar”, yang telah diterima secara luas sebagai fakta ilmiah oleh banyak kosmolog. Tapi ia percaya bahwa hasilnya akan “sangat kontroversial” dan bahwa para peneliti lain akan melihat data ini dengan sangat kritis. Dia mengatakan ada banyak aspek dari teori ini yang perlu diperdebatkan, termasuk pergeseran mendadak skala di antara aeon serta asumsi bahwa segalanya akan menjadi partikel tak bermassa di masa depan. Dia menunjukkan, misalnya, tidak adanya bukti bahwa elektron mengalami peluruhan.

Sumber artikel: Penrose claims to have glimpsed universe before Big Bang (physicsworld.com)
Kredit: University of Oxford
Informasi lebih lanjut:
V.G.Gurzadyan and R.Penrose. Concentric circles in WMAP data may provide evidence of violent pre-Big-Bang activity. arXiv:1011.3706v1

0 comments:

Astronomi

Adakah Alam Semesta Sebelum Big Bang?

20:48,1 Comments


Allah berfirman :

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

Artinya : "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS Al-Anbiya' : 30)

“Apa yang diketahui adalah terbatas, yang tak diketahui adalah tidak terbatas, secara rasional kita berdiri di atas pulau kecil di tengah lautan tanpa batas yang tidak dapat dijabarkan.” —Thomas Henry Huxley (1825-1895)

Setiap gunung, sungai, dan lembah, semua binatang dan umat manusia—yang dulu, sekarang dan yang akan terjadi di masa depan, mereka semua pada suatu ketika pernah menyatu dalam sebuah titik api kecil. Itu adalah suatu titik yang memiliki kepadatan yang tak terbatas, sehingga daya imajinasi kita ini mungkin tidak akan pernah mampu memahaminya sama sekali. Jutaan milyaran ton materi yang digabungkan dengan energi yang besar dari alam semesta, mulai mengembang dan pecah dalam suatu ledakan mahabesar sekitar 20 milyar tahun yang lalu.



Dibandingkan dengan Big Bang (Ledakan Besar), maka suara ledakan dari bom atom yang dianggap paling dahsyat oleh manusia, hanyalah seperti suara nyamuk yang terjatuh di tanah pada sisi lain dari planet bumi. Pengembangan yang konstan dari semua yang ada itu telah merubah alam semesta menjadi sup plasma, secara berangsur-angsur bertransformasi ke suatu kondisi yang terus meningkat, yang hampir sama dengan apa yang kita ketahui saat ini.

Kemudian materi ini lambat laun mendingin, membentuk quarks pertama, elektron, dan proton. Ratusan, ribuan tahun telah lewat, dan elektron dan nukleus bergabung membentuk atom, dan setelah itu, quasar, bintang, sekelompok galaksi, dan semua itu adalah alam semesta yang sudah kita kenali.

Di luar semua informasi yang didapat bertahun-tahun lewat penyelidikan ilmiah, maka fase alam semesta pada momen-momen pertama setelah ledakan hebat itu masih saja menjadi bahan perdebatan sengit.

Berbagai macam teori yang hanya berkutat dalam lingkup ilmu pengetahuan, bagai sedang mengurai benang kusut, saat mereka mencoba menjelaskan masalah keadaan quantum khusus pada fase primitif --peristiwa paling awal dari Big Badaboom. Hingga kini masih tidak ada satu pun jejak fisik yang meyakinkan yang dapat menjelaskan 10 – 33 detik pertama dari alam semesta itu.

Bila kita ingin mencoba memahami awal mula peristiwa ledakan penting ini, bahkan lebih kompleks. Semakin banyak yang kita tahu penyebab pasti dari setiap peristiwa dan secara berangsur-angsur pula kita menyadari bahwa sesuatu itu pasti memiliki penyebabnya, alasan dibalik mengapa alam semesta diciptakan, akan menjadi suatu teka-teki yang lebih besar lagi – mengungkap kebenaran yang terakhir.

Big Bang, Big Crunch, dan Siklus Tak Terbatas

Satu teori yang dikemukakan untuk menjelaskan asal mula yang paling mula adalah Oscillating Universe (Pergerakan Alam Semesta). Banyak ilmuwan memperkirakan bahwa materi yang terkandung dalam alam semesta adalah cukup untuk mencapai suatu gaya gravitasi yang kuat, cukup besar untuk menghentikan pemuaian yang lebih lanjut, dan memulai suatu saat yang telah ditentukan dalam sejarah, membalikkan proses tersebut.

Menurut teori ini, kontraksi yang konstan pada keseluruhan alam semesta akan memuncak pada titik primordial - suatu fenomena yang dijuluki Big Crunch (Derakan Besar). Dari saat ini (secara teoritis tentunya) alam semesta secara harafiah akan tetap berjalan dengan cara yang sama, dengan adanya satu Big Bounce (Lambungan Besar), dikatakan sebagai, sebuah Big Bang yang baru.

Teori ini membawa kita pada pertanyaan: apakah rangkaian peristiwa luar biasa yang menguasai siklus atas segala sesuatu dalam alam semesta ini (kebangkitan-kemerosotan-kehancuran) akan terulang terus selamanya, dan apakah akan terus mengikuti pola yang sama, kembali pada masa lampau yang jauh.

Walaupun teori Oscilatting Universe pernah ditolak sebagai ganti dari model alam semesta yang lain, tapi penelitian yang dilakukan baru-baru ini lebih mempercayai kebenaran teori ini. Peneliti dari Penn State University, menggunakan perhitungan gravitasi kuantum, telah berspekulasi tentang sejarah kemungkinan adanya alam semesta sebelum Big Bang.

Menurut perhitungan ini, sebelum Big Bang, memang telah ada suatu keadaan ruang waktu yang sama seperti yang kita miliki, hanya saja ia mengalami tahapan kontraksi. Diperkirakan bahwa gaya gravitasi menarik alam semesta ke dalam sampai mencapai titik dimana properti kuantum ruang waktu menyebabkan gravitasi menjadi semakin padat, dan menciptakan Big Bang yang diperkirakan saat ini akan kita alami.

Bisa jadi variasi dari kosmologikal konstan alfa, suatu fakta aneh yang telah diungkap ilmuwan beberapa tahun ini, berhubungan dengan materi pada alam semesta sebelumnya. Nilai abstrak (alfa) ini — yang dipakai sebagai parameter dalam hukum universal yang membolehkan atom tetap berada pada keadaan menyatu, yang sekaligus juga menggaris bawahi hukum kimia yang telah kita pahami—tidak serupa dengan apa yang kita harapkan dari alam semesta yang tua ini.

Menurut nilai alpha saat ini, alam semesta seharusnya 14 milyaran tahun lebih tua, dan materi seharusnya lebih memancar daripada kondisi yang terkesan saat ini.

Meski begitu, teori siklus ini dapat menjelaskan dengan baik keganjilan dari kestabilan alfa ini. Paul Steinhardt dari Universitas Princeton dan ahli fisika tafsir Neil Turok dari Universitas Cambridge, Inggris, percaya bahwa ia telah eksis sebelum alam semesta kita, tentunya masih ada cukup waktu bagi nilai terukur sehingga menjadi seperti sekarang ini.

Membangun ide mereka dari perspektif teori String dan teori M, Turok dan Steinhardt berpendapat bah-wa Big Bang sebetulnya bukanlah suatu kejadian yang unik, tetapi hanya merupakan akhir dari sebuah garis panjang tabrakan-tabrakan, yang muncul secara periodik ketika pemuaian alam semesta telah mencapai limitnya.

Asal mula yang hebat dan keterbatasan sains

Seandainya teori tentang alam semesta yang mengalami siklus berulang-ulang telah terbukti, atau bila kita telah menemukan bahwa dunia kita berasal dari Big Crunch yang terjadi sebelumnya, tetapi asal mula dari siklus ledakan-ledakan dan kontraksi-kontraksi yang tak terbatas itu akan tetap merupakan misteri.

Model dari siklus kosmik yang diutarakan dalam Big Bounce tidak memiliki titik akhir, tapi tidakkah ia memiliki sebuah awal? Apakah asal mula ini menjadi sebuah garis pembatas antara sains dan religi? Apakah faktor “keTuhanan” yang akhirnya akan menggarisbawahi asal mula ruang dan waktu, ataukah suatu hari nanti kita akan mampu menjelaskan segala sesuatu, dan penyebab Big Bang, dengan cara yang sepenuhnya berbau sains?

Iptek jaman sekarang telah menuntun kita pada perhitungan-perhitungan yang hasilnya mendekati unsur-unsur pokok dari Big Bang. Tetapi, di luar perhitungan-perhitungan yang makin rumit ini, apakah kita benar-benar telah menjadi lebih tahu dengan apa yang sesungguhnya terjadi.

Masih ada kemungkinan yang amat besar bahwa manusia tidak akan pernah boleh tahu akan kebenaran sejati. Dan meski banyak ilmuwan yang percaya bahwa alam semesta yang kita huni tidak mungkin mengandung apapun yang melebihi hal-hal yang dapat dijelaskan secara sains, tetapi pada suatu waktu nanti umat manusia adakalanya akan menyerah pada godaan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan pada diri mereka sendiri, atas apa yang dapat menyebabkan sesuatu terjadi.

Sumber copy:
http://www.forumkami.com/forum/members/911.html
http://www.artikelislami.com/2010/06/teori-big-bang-tercantum-dalam-al-quran.html
http://dyphysics23.files.wordpress.com/2009/05/big-bang.jpg
http://www.mustardseedrecording.com/assets/images/big_bang.jpg

1 comments: